KELUARGA BESAR SD YPPK ONGGARI DISTRIK MALIND MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL 2015 DAN TAHUN BARU 2016

Kamis, 11 Februari 2016

ARTIKEL " MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN KEGIATAN OLAH RAGA "

DAJONO, A.Ma.Pd
Betapa puasnya setelah 35 tahun menjadi guru di Kabupaten Merauke. Kepuasan ini semakin bertambah setelah melihat ada peningkatan perhatian Pemerintah di bidang Pendidikan. Apalagi di era Globalisasi seperti sekarang ini. Segala bidang kegiatan masyarakat sudah terbawa arus Globalisasi. Sekarang semua serba mesin , alat-alat administrasi sudah canggih dengan adanya alat-alat seperti laptop, computer. Komunikasi juga sudah canggih dengan adanya handpone dan internet. Transportasi lancar dengan adanya pesawat- pesawat besar yang bertarap internasional, sehingga semua akses kehidupan masyarakat merasakan era globalisasi ini.
Dulu ketika pertama kali menjadi guru, tepatnya semenjak awal tahun 1978. Pada waktu itu saya mendapat SK CP . bunyi  SK tersebut intinya; saya diangkat  sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Ditugaskan di salah satu SD INPRES di kecamatan ASGON .
Waktu itu ASGON masih termasuk wilayah Kabupaten Merauke, karena belum pemekaran Kabupaten. Sehingga menjadi petugas pegawai Pemerintah pada saat itu masih sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak karena pada waktu itu di SD INPRES SIGARE Kecamatan ASGO , itulah salah satu SD yang saya pilih sesuai SK saya  adalah suatu tempat yang sangat asing bagi saya. Semua fasilitas kebutuhan saya tidak tercukupi disana, dan kebanyakkan belum ada. Yang ada masih bersifat monoton dan membosankan. Terutama pada akses kegiatan masyarakat semua masih bersifat tradisional. Transportasi dan komunikasi belum canggih seperti sekarang ini. Dan kegiatan ekonomi masyarakat masih jauh tertinggal atau belum ada kemajuan.


Banyak hal saat itu belum dapat berfungsi dengan baik yaitu komunikasi radio telefon hand pone belum ada. Kalaupun ada hubungan radio yang paling cepat waktu itu adalah Radio  SSB di kantor kecamatan. Alat komunikasi lewat pos juga lambat, sebab sebulan sekali baru ada pesawat. Apalagi transportasi laut tidak bisa dipastikan keberadaannya.

Andai tidak dibenahi segala permasalahan ini dan terus berlarut-larut sampai sekarang maka akan berdampak pada segala akses kehidupan masyarakat di ASGON, yang selanjutnya dampak akan Nampak juga pada bagian penting dari kegiatan masyarakat yaitu pendidikan . di mana kondisi pendidikan pada waktu itu ada di bawah standar kelayakan. Khususnya pada kondisi SDM siswa. Kondisi awal siswa pada waktu itu masih tergantung oleh kondisi alam tradisi setempat. Kegiatan belajarnya masih semaunya. Sering meninggalkan sekolah berminggu-minggu dengan alasan ikut mencari makan bersama orang tuanya. Kondisi ekonomi masyarakat belum layak untuk menghidupi keluarga. Sehingga kebutuhan anak-anak akan makanan  dan pakaian belum terpenuhi layaknya anak sekolah. Makanan mereka apa ada nya dengan pakaian rok dan cawat  terbuat dari daun sagu. Itulah keberadaan mereka. Lebih kurang 2 tahun saya di sana kondisi mereka 80 % masih belum memiliki pakaian yang layak mereka masih suka menggunakan cawat daun sagu.

Beruntung karena di Sekolah itu ada tiga orang guru. Kami bersama kepala sekolah ingin berbuat sesuatu untuk membenahi kondisi yang ada di  sekolah. Yaitu  mengkondisikan anak-anak agar timbul minat dan semangat belajar, serta  kelayakan berpakaian  pada siswa di sekolah itu. Kami lengkapi juga pengadaan buku bacaan untuk siswaKami benahi masalah itu , karena yang cukup parah dan perlu penanganan adalah 3 poin itu. Sedangkan kondisi gedung saat itu masih layak pakai, atau 80  % baik baru dapat bangunan  INPRES 1976 .

Proses untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu pengorbanan dan kerja sama. Pada waktu itu belum ada Program dana BOS. Sehingga untuk pendanaan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dari kantong kepala sekolah sebagai pendanaan awal. Dan untuk selanjutnya biaya kita dapat dari hasil kebun anak-anak. Begitulah kami mengawali program pembenahan.
Setelah ada dana sedikit , arah tujuan kegiatan kita fokuskan untuk memperoleh dana yang lebih banyak dengan cara  :
1.      Membuat kebun sekolah. Kebun sekolah kita tanami kacang tanah. Hasil kebun kita jual. Sehingga mendapatkan dana yang besar untuk modal kerja kita.
2.      Membeli alat-alat olah raga sepert bola kaki dan bola voly dari dana yang ada.
3.   Membeli pakaian olah raga dan pakaian seragam sekolah dengan dana yang ada.
   
     Program ini dapat berjalan dengan lancar karena kondisi alam cukup subur sangat mendukung. Tenaga kerja anak-anak mampu untuk kita bina berkebun kacang tanah. Pihak orang tua siswapun turut memberi dukungan yang kuat. Setelah setahun berjalan nampak hasil kebun melimpah. Hasil kebun kita jual ke Kepi. Di sana sudah ada pedagang pengepul yang bersedia menampung dan menerima hasil kebun kami. Dari hasil kebun itu anak-anak kita belikan alat-alat olah raga seperti bola kaki, bola voly dan bola kasti. Dan juga pakaian olah raga  serta pakaian seragam sekolah.

     Anak-anak senang dengan usaha kami, dan semakin semangat belajar. Sekarang mereka sudah layak bersekolah dengan pakaian seragam. Orang tua mereka ikut senang menikmati kondisi yang semakin membaik ini. Namun yang namanya tantangan itu selalu ada ada saja. Kebiasaan adat di alam mereka ini masih sulit dihilangkan.
Yaitu kebiasaan meninggalkan kampung untuk tinggal di hutan yang jauh dari kampung itu masih selalu mereka lakukan.

            Biasanya pada musim panas di mana rawa-rawa mulai kering orang tua siswa pergi ke hutan meninggalkan kampung untuk waktu yang lama sekitar dua atau tiga minggu bahkan sampai satu bulan. Mereka ke hutan membawa hewan ternak mereka dan termasuk anak-anak sekolah. Tapi ada juga yang tidak ikut meninggalkan kampung. Mereka tinggal di kampung karena alasan sakit. Tatangan yang lain adalah kondisi ekonomi masyarakat yang kurang mampu dan taraf hidup sehat yang masih tertinggal.

Dalam hal ini orang-orang yang turut berpartisipasi bersama saya adalah Bapak kepala sekolah SD INPRES SIGARE dan dua orang teman guru yang sama sama tugas di situ. Tidak ketinggalan juga para pemuda desa yang selalu membantu transportasi dari kampung  ke Kepi setiap kami ada urusan penting. Hasil yang dicapai sangat menggembirakan  :
-          Anak anak dari kampung Sigare banyak yang melanjutkan sekolah ke kota  Merauke.
-          Anak anak tidak meninggalkan sekolah seperti dulu lagi.
-     Mereka sekarang lebih semangat lagi belajar karena di ASGON  sudah ada Sekolah lanjutan   SMP dan SMU. Jadi anak-anak tidak perlu sekolah jauh-jauh lagi ke kota.

     Untuk hasil yang dicapai di sini penulis tidak dapat menampilkan bukti bukti berupa foto-foto keberhasilan , sebab peristiwa ini sudah lama berlalu dan pada waktu itu belum ada sarana yang mendukung seperti HP atau Kamera untuk mengabadikan peristiwa itu. Kegembiraan yang didapat adalah ketika penulis pernah ketemu beberapa mantan murid dari kampung Sigare yang sudah tamat dari sekolah kejuruan (SPG) dan sudah dapat SK sebagai guru dapat tugas di kampung sendiri. Anak- anak inilah yang dulu sewaktu saya masih di Sigare mereka yang cukup berprestasi dan membawa nama baik kampungnya dalam kejuaraan bola kaki dan voly.


OLEH : D A J O N O.A.Ma.Pd.
GURU  SD  YPPK ONGGARI MERAUKE

0 komentar:

Posting Komentar